Surabaya, 24 Maret 2025 - Seperti diketahui, berdasarkan hasil sidang isbat, pemerintah Indonesia menetapkan 1 Syawwal 1446 H jatuh pada Senin, 31 Maret 2025 M. Oleh karena itu, seluruh lapisan masyarakat sudah mulai mengumandangkan takbir sejak maghrib pada 30 Maret 2025 M yang bertepatan telah masuknya 1 Syawwal 1446 H. Banyaknya dari mereka mengumandangkan takbir di surau-surau atau masjid besar yang ada dilingkungan sekitar mereka, namun banyak pula yang mengadakan takbir keliling memutari desa.
Idul fitri adalah momen kemenangan bagi Umat Muslim di seluruh dunia. Rasa syukur yang mendalam atas segala Rahmat dan Karunia allah SWT. pun menyelimuti setiap jiwa yang kembali fitrah itu. Selama sebulan penuh kita menjalani ibadah puasa, menahan diri dari berbagai godaan dunia, dan berlomba-lomba untuk berusaha lebih dekat dengan-Nya. Dan di bulan Syawwal inilah kita mendapatkan ganjaran yang lebih besar daripada perjuangan kita selama bulan Ramadhan, dan itulah bukti nyata rahmat Allah yang tak terhingga kepada hamba-Nya.
Pada Hari Raya pula, kita disunnahkan berzakat fitrah sebagai bentuk kepedulian sosial, kasih sayang kepada sesama dan untuk menyempurnakan ibadah puasa yang telah kita lakukan. Hal ini juga merupakan bentuk syukur kita atas rezeki yang Allah berikan sepanjang bulan Ramadhan. Berkumpul dengan keluarga dan teman, serta bersilaturrahmi dengan tetangga atau saudara kita meski dari kota yang jauh pun akan terasa amat menyenangkan. Saling memaafkan dan mengikhlaskan kesalahan-kesalahan di masa lalu baik yang disengaja atau tidak, karena saat itulah pintu ampunan Allah terbuka lebar untuk seluruh hamba-Nya. Maka dari itu kita disunnahkan untuk berdoa dan memohon ampunan Allah.
Tak hanya itu, Allah juga melipat gandakan amalan, salah satunya dengan berpuasa enam hari di bulan Syawwal atau yang biasa disebut puasa Syawwal. Guna menyempurnakan puasa Ramadhan kita, setelah berpuasa sebulan penuh dan dilanjutkan dengan puasa enam hari lamanya, akan dihitung seperti hamba yang telah berpuasa setahun penuh.
Adapun istilah, tradisi Hari Raya Ketupat. Diadakannya Hari Raya Ketupat atau yang biasa disebut Raya Kupat oleh masyarakat Jawa untuk merayakan kemenangan setelah kita berpuasa 6 hari lamanya, puasa Syawwal namanya. Sebagaimana Raya Idul Fitri terjadi karena kemenangan setelah menahan hawa nafsu selama bulan Ramadhan. Tradisi ini membawa makna mendalam tentang kesederhanaan dan kebersamaan. Ketupat sendiri memiliki makna yang istimewa, bukan hanya sebagai hidangan istimewa, tetapi juga sebagai wujud dari keberagaman budaya dan kebersamaan dalam masyarakat. Yang dibungkus daun kelapa muda melambangkan penolak bala bagi masyarakat Jawa dengan isian beras putih mengibaratkan kemakmuran setelah hari raya serta kesucian. Tak lupa dengan kerumitan anyaman bungkus ketupat yang menyiratkan berbagai macam kesalahan manusia.
Mulai dari menumbuk beras hingga mengikat daun kelapa menjadi segitiga kecil yang indah. Proses pembuatan yang dibuat dengan penuh kerja keras dan kesabaran, mengingatkan kita akan pentingnya perjuangan dalam hidup. Ini juga menjadi simbol dari persatuan dan silaturrahmi yang terjalin erat di tengah masyarakat, mempererat ikatan sosial antara keluarga dan tetangga.
Hari Raya Idul Fitri dan bulan Syawwal merupakan momen istimewa yang syarat dengan makna syukur, rahmat dan penyempurnaan ibadah. Melalui zakat fitrah, puasa Syawwal dan tradisi Hari Raya Ketupat, umat muslim diajak untuk memperkuat hubungan dengan Allah SWT sekaligus menjalin silaturrahmi dan mempererat persaudaraan antar sesame. Semoga kita menjadi hamba-Nya yang beruntung. Aaamiin.
Penulis: Nasywa Athirah Nathania Zahra
Komentar
Posting Komentar