Sumber Gambar: www.freepik.com |
Akhir–akhir ini masyarakat Indonesia dihadapkan pada ramainya tagar #kaburajadulu, trend ini muncul dari rasa frustasi masyarakat terhadap problematik negara; krisis pendidikan, kebijakan pemerintah yang kurang bijak, hingga ketakutan akan masa depan yang suram. Belakangan ini, kalian pasti menyadari problematik yang tengah dihadapi, mulai dari efisiensi yang menyebabkan banyaknya pemotongan anggaran, terkhusus dalam anggaran pendidikan yang mengingkari amanah konstitusi untuk mengalokasikan sekurang-kurangnya 20 persen dari APBN. Alokasi Pendidikan yang semula Rp722 triliun kini tersisa 607,4 triliun imbas Instruksi Presiden mengenai efisensi anggaran yang hanya memenuhi 16,77 persen dari total APBN sebesar Rp3.621,3 triliun. Dampaknya Kemenkeu batalkan beasiswa luar negeri yang baru rilis 10 Januari 2025 lalu.
Dari buruknya sistem pendidikan serta ketidak seriusan pemerintah dalam membahasnya, kecemasan inilah yang mendorong anak muda untuk memilih kabur aja dulu demi mencari pendidikan atau kehidupan yang lebih layak di luar negeri, nyatanya memang banyak kita temukan sistem pendidikan luar negeri yang lebih layak, Jepang adalah salah satu negara yang sukses menjadi bangsa yang besar dalam hal pendidikan dan pengetahuan.
Ramainya tagar Kabur aja dulu Wamenaker tanggapi: “Kabur saja jika perlu jangan balik”, tanggapan ini bukan malah meredamkan emosi masyarakat, namun lebih menyulutnya. Dari hasil analisis, yang tertarik pada tagar ini; usia dibawah 18 tahun 38 persen, usia 19-20 tahun 50,8 persen, sisanya adalah usia diatas 30 tahun, disimpulkan bahwa mayoritas Gen Z lah yang melihat peluang ini.
Untuk mencari pendidikan layak, berbagai negara maju menawarkan banyak beasiswa bergengsi diantaranya; KAIST Scholarship dari Korea, Mitsui Bussan Scholarship dari Jepang, Schwarzman Scholarship dari Cina, dan masih banyak beasiswa lainnya.
Dampak positif dari kabur aja dulu yang sifatnya sementara ini a.k.a tidak menetap di negara tersebut; kita bisa memliki global dexterity serta cross cultural understanding sehingga kita mampu bersikap profesionalisme ketika berinteraksi dengan banyak orang dari berbagai negara. Yang perlu diwaspadai: ketika tidak ada kesiapan yang matang untuk pergi ke luar negeri baik dari segi skill, mental maupun finansial sehingga mengakibatkan kehilangan peluang untuk mencapai sesuatu yang lebih baik.
Komentar
Posting Komentar