![]() |
Sumber: Freepik |
Masak iya, sudah setengah perjalanan malah
suren? padahal victory (ampunan dan terbukanya pintu surga) sudah
didepan mata??
Alhamdulillah bulan puasa sudah menapaki
separuh jalan. Tidak terasa badan kita yang awalnya lemas dan letih karena
kurangnya makan dan minum, kini kian terbiasa dan menjadi lebih berenergi. Hati
yang biasanya cepat emosi dan tidak sabaran, rasa-rasanya kian enteng dan lapang.
Dan mungkin, bagi Sebagian orang puasa tanpa sahur juga b aja gitu loh wkwkw.
Tapi, Rasa-rasanya kalau kita bilang pencapaian
tersebut sudah semuanya, eits tunggu dulu..
Tanpa kita sadari, 10 hari dibulan puasa yang
mengandung Rahmat Allah SWT sudah kita dapatkan. Sebagaimana hadis yang
diriwayatkan Abu Hurairah, “awal bulan puasa adalah Rahmat, pertengahannya
adalah ampunan, dan akhirnya adalah perlindungan dari api neraka”. Pada pertengahan
ini rasanya rugi dong kalau kita ngga mendapat ampunan karena ngga puasa, atau
lebih tepatnya kehilangan pahala puasa. Ibarat kita lagi ndaki gunung kelud nih,
trus sudah sampai di puncak bayangan. Puncak asli nya masih sekitar 15 menit
lagi. Lantas, apakah kita sudah merasa cukup hanya sampai di puncak bayangan
nya saja? Tentu tidak bukan? Masa’ kita mau mengorbankan perjalanan dari paruh
pertama sampai paruh kedua selama kurang lebih 2 setengah jam hanya untuk
berhenti karena tidak kuat di 15 menit terakhir? Noo.. tentunya kita akan lebih
semangat lagi demi mengejar keindahan puncak nya. Seperti itu mungkin sedikit
penggambaran akan perjalanan kita dibulan penuh berkah dan ampunan ini.
Saat ini (16 Ramadan 1446) Allah sedang membuka
pintu ampunan dan berkah nya seluas yang kalian ngga mungkin bayangkan, oleh
karena itu, jangan sampai kita sia-siain kesempatan ini untuk terus mengharap
pengampunan dan kasih sayang-Nya. Lebih dari itu, kita harus terus mengasah
diri kita agar menjadi lebih baik dari bulan-bulan, bahkan tahun-tahun yang lalu.
Kita sudah bertemu dengan bulan puasa selama sekian kali dalam hidup kita, apa
ngga kepikiran untuk menjadikannya lebih bermakna setiap tahun??
Pembaca yang baik rupanya dan insyaallah
hatinya, apabila kita melihat bulan ramadan hanya sebagai waktu untuk semata-mata
menahan lapar dan dahaga saja, mungkin kita harus berpikir sedikit berbeda. Sebenarnya
tanpa kita sadari, kita belajar dan memperoleh banyak hal. Ketika kita menahan
lapar sebenarnya kita belajar untuk menahan kecenderungan kita untuk tidak mengikuti
hawa nafsu kita. Kita juga menahan emosi dan belajar untuk sabar dalam menghadapi
segala situasi agar tetap tenang dalam mengambil Tindakan. Dan juga apabila
kita menyempurnakannya dengan mengisinya dengan hal-hal yang baik saja,
tentunya kita pasti sudah berubah menjadi pribadi yang lebih baik.
Mungkin Sebagian dari kita juga merasakan
adanya tantangan dalam bulan ini, atau mungkin ada yang diuji dengan hebat
dibulan ini, sepatutnya kita bersyukur. Karena Allah pasti akan melipat-gandakan
ganjaran dari ujian itu. Nabi Muhammad saja diuji dengan peperangan di bulan
ini, apakah lantas Nabi tidak pergi berperang karena alasan berpuasa? Tentunya tidak.
Bahkan perang besar umat islam pertama terjadi dibulan Ramadan. Hal ini menunjukkan
bahwa momentum bulan puasa adalah momentum untuk berjuang melawan segala
keburukan diri kita. Kita mengusahakannya dengan menyibukkan diri dengan
hal-hal yang baik sementara disisi lain kita menjalin hubungan dekat dengan
Allah SWT melalui ibadah-ibadah sunnah. Sebuah kombo pamungkas dalam menjadi
pribadi yang lebih baik. Kita berusaha semaksimal mungkin seakan-akan logam
mulia yang awalnya berkarat dan kotor, akibat dipanaskan (diusahakan) sampai ke
titik tingginya, tentu hasilnya akan menjadi lebih bersih dan lebih berharga.
Jadi, marilah dengan adanya waktu yang tersisa
ini, kita semakin kokohkan pertahanan dan kekuatan kita dalam menyingsing
terbitnya versi terbaik dari diri kita. Jangan kasih kendor, kita hampir sampai
dipuncak kemuliaan nya.
Komentar
Posting Komentar